Selasa, 06 Oktober 2015

Bisa Melihat Hal Ghaib adalah Gangguan Bukan Kelebihan


Ketika ada ada seseorang yang "memiliki indera keenam", maka yang terpikir dalam masyarakat kita adalah takjub dan kagum dengan ketidak normal-an tersebut. Padahal tidak sama sekali
"indera keenam" bukanlah kelebihan tapi kekurangan. Bisa melihat makhluk halus, bisa mengetahui atau pergi kealam ghoib, bisa mengetahui masa lalu, masa depan, mengetahui isi hati orang lain dan lain sebagainya adalah bentuk-bentuk gangguan.


Kita tentu sering mendengar adanya orang-orang yang mengaku bisa mengetahui hal-hal yang ghoib atau bisa mendapatkan berita-berita rahasia, masa lalu juga masa depan.

Seperti dalam aliran yoga atau pun Reiki mereka mengklaim bisa mengetahui hal-hal yang ghoib setelah mereka melakukan olah bathin seperti bermeditasi dan berhasil membersihkan dan membuka tujuh cakra utama yang ada pada dirinya dan membuka cakra-cakra langit (singchi dalam istilah aliran Reiki Tummo) dengan aliran energi kundalini yang menembus cakra mahkota.

Tidak itu saja dalam aliran kejawen ada juga ilmu untuk bisa mengetahui hal-hal yang  ghoib, sebagian besar orang yang mendalami ilmu kejawen pastilah mengenal adanya seorang pujangga yang bernama Ronggowarsito yang diyakini bisa meramal dan mengatahui kejadian masa mendatang puluhan tahun setelah kematian dirinya,dalam aliran kejawen ada ilmu ajian untuk mengetahui hal-hal yang ghoib (melihat jin, melihat tembus ,melihat masa lalu dan masa depan) salah satunya yang terkenal yaitu dengan merapal ajian Trawangan versi kejawen.

Bacaannya adalah “Bismilahirohmanirrohim.Niat ingsun matek ajiku aji trawangan,aji pengawasan Sang Yhang Pramana,Byar padang trawangan pengawas ingsun,sifat katon kersaning Allah.”

Selama membaca mantra diharuskan puasa selama 41 hari berturut-turut juga selama berpuasa setiap hari harus melatih kekuatan matanya dengan bermeditasi pada titik tengah antara kedua mata. Jika kita teliti ada kata-kata dalam ajian trawangan itu yang menjurus pada kesyirikan yaitu kata-kata “aji pengawasan sang hyang pramana”.

Sang Hyang Pramana sesungguhnya adalah dewanya agama Hindu lalu untuk kamuflase pada akhir rapalan itu disebut kata Allah,semua rapalan ajian itu jelas sudah ada unsur kesyirikan.

Dalam aliran mistik sufi atau pun perguruan ilmu-ilmu karomah ada amalan untuk membuka hijab yang menjadi tirai penutup untuk mengatahui hal-hal yang ghoib yang diistilahkan dengan “al-kasyf” dengan cara yang benar-benar sesat dan tanpa ilmu seperti berzikir mengucap Hu Allah (bentuk bacaan zikir yang tidak pernah diajarkan Rasulullah) dengan konsentrasi pada titik-titik latifa-latifa (halus) bagian tubuh tertentu sampai mengalami trance (ketidaksadaran) yang mendorong terbukanya hijab alam ghoib.

Masih banyak lagi cara-cara atau metode-metode untuk mengetahui yang ghoib sesuai dengan keyakinan dan aliran yang mereka dalami.Dari semua cara-cara yang disebutkan diatas semuanya berakhir pada konsep mendapatkan kekuatan ghaib yang diluar kemampuan manusia.

Kata ghaib berasal dari bahasa Arab ghoba,yaghibu,ghoiban :artinya lawan dari tampak dan hadir.(al Mu‟jam al Wasith hal.667). Adapun secara istilah, ghoib adalah:”yang tidak tampak oleh kita tetapi diceritakan oleh Allah kepada kita melalui Rasulullah.”(Tafsir Ibnu Katsir).

Rasulullah, imamnya para Rasul dan manusia termulia tidaklah memiliki kemampuan melihat alam ghoib malaikat,surga,neraka,ruh, alam barzah dan jin dangan panca indranya kecuali diberi kekhususan oleh Allah sebagi Mu‟jizat yang diberikan pada Rasulullah.

Seperti pada saat tertentu baliau mendapatkan wahyu dari Allah, misalnya peristiwa Isro‟ dan Miroj dan peristiwa-peristiwa lain seperti melihat malaikat Jibril dan menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril yang kesemuanya karena wahyu dan kekhususan yang diberikan Allah dan tidaklah atas kemauan Rasulullah sendiri. Allah berfirman tentang hal ini di dalam surat Al-A‟raf ayat 188:

قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (١٨٨)

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".

Dari ayat diatas, apabila ada orang yang mengaku bisa melihat hal ghoib, bisa melihat jin, hal tersebut adalah karena bantuan jin. Dan yang bisa mereka lihat tidak sampai kepada alam malaikat, surga, neraka, ruh, alam barzah melainkan hanya sebatas alam jin.

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا (٨٥)
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Al Isra' : 85)

Karena sesungguhnya perkara-perkara ghaib adalah rahasia Allah, sebagaimana firman-Nya:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (٢٦)إِلا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا (٢٧)

(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al Jin : 26-27)


Banyak orang-orang yang bisa trawangan (melihat tembus atau melihat makhluk halus) setelah di Ruqyah ternyata ada jin diantara kedua matanya yang jin itu telah membantunya dengan menyamakan frekuensi kecepatan getaran kosmis alam jin pada kedua mata orang tersebut hingga orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa pada matanya atau bisa juga dengan sarana air sihir yang diminumkan pada orang yang bersangkutan hingga ia bisa memiliki ilmu trawangan. Wallaahu a‟lam
 
back to top